BILA NASI TELAH MENJADI BASI (Motivasi Untuk Mahasiswa)
Segera siapkan, mumpung kamu masih semester awal, mumpung virus kebebasan dan virus akal budi belum menguasai otakmu. Asal tahu saja, di kehidupan kampus, ada banyak virus yang bisa mengubah kamu dari kondisimu sekarang.
Misalnya, mulanya kamu begitu alim, tertutup, dan malu—malu. Kemucdan, kamu melihat ada banyak temanmu yang kelihatan senang dalam kebebasan. Kamu ingin mencobanya sekali: asyik juga. Coba lagi, coba lagi kamu ketagihan dan berubahlah kamu ciari sikap semula.
Inilah yang dinamakan virus kebebasan. Biasanya, begitu terkena virus kebebasan, kamu akan mencoba segala hal. Segala yang semula kamu jauhi karena takut larangan orangtua, akan coba kamu rasakan. Seraya kamu berubah menjadi urakan, segala dilanggar. Pokoknya, kamu merayakan kebebasan sebebas—bebasnya.
Hati—hati dengan virus model seperti ini. Bersiaplahi Anggap saja sekarang kamu sedang melakukan perjalanan panjang menaiki gunung yang sangat tinggi. Di puncak sana, ada harta karun yang akan kamu persembahkan buat orangtua dan saudara. Jangan tunda waktu lagi, sebelum terlambat.
Kamu harus segera mempersiapkan peta perjalanan (biar arahnya jelas), kompas (biar kenal arah mata angin), tekad, dan segala keterampilan.
Peta adalah gambaran perjalanan yang akan kamu lalui, dari titik berangkat menuju titik akhir. Me lalui peta ini, kamu bisa menyusun tahapan—tahapan apa yang akan kamu lalui dan apa yang harus kamu dapatkan pada titik—titik tahapan itu. Peta saja tak bakal cukup, kamu juga membutuhkan kompas.
Kompas adalah penunjuk arah. Seperti sebuah petualangan, kamu membutuhkan peta dan kompas. Kadang—kadang, kamu merasa sudah berada pada jalan yang benar, sesuai dengan petunjuk peta. Namun, tanpa merujuk pada arah mata angin yang benar, bisa jadi perjalananmu itu justru mundur ke titik awal.
Kompas yang dimaksudkan adalah prinsip—prinsip dasar yang menjadi pengingat bila kamu melenceng. Prinsip itu misalnya, "Saya tak mau hanya menjadi pengekor!" Melalui prinsip ini, kamu selalu diingatkan ketika dalam perjalanan kamu terjebak untuk menjadi peniru seniormu. Seraya kamu segera merumuskan diri, bagaimana caranya bisa melepaskan diri dari bayang—bayang seniormu.
Tekad. Peta dan kompas teramat penting bagi perjalanan, tetapi yang lebih penting adalah tekadmu untuk melakukan perjalanan. Peta bisa saja sudah kamu susun dengan bagus, kompas (prinsip) juga sudah kamu tentukan dengan tepat; tapi bila kamu malas—malasan, semuanya tinggal cerita. So, kuatkanlah tekadmu!
Setelah peta, kompas, dan tekad; kini kamu membutuhkan keterampilan melakukan perjalanan. Keterampilan menentukan, apakah kamu bisa menempuh perjalanan atau tidak. Keterampilan adalah cara kamu melakukan perjalanan. Tentu tidak langsung hebat, tetapi kamu bisa mengasahnya sambil jalan.
Segeralah buat petamu, sebelum nasi menjadi basi. Kalau nasi berubah jacli bubur, sih, masih enak; tinggal kasih serpihan daging ayam, telur, dan bawang. Kamu bisa menyantapnya menjadi bubur ayam.
Kalau nasi sudah basi, pastilah nasi itu akan dibuang, lalu menjadi sampah. Nasi sudah basi itu terjadi ketika semangatmu sudah kendor dan keberanianmu sudah tumpul. Kalau sudah begini; percaya, deh, kamu tak bakal bisa melangkah walaupun satu senti. Kamu merasa didesak oleh banyak hal, mau ke kanan pikiranmu bilang ke kiri; mau ke kiri, masalah yang di belakang juga belum beres. Makanya, segeralah bergerak!
Biar mudah merumuskan peta perjalananmu, kamu bisa mengutip petuah Aa Gym ini.
Mulailah dari diri sendiri
Mulailah sekarang juga
Mulailah dari yang sederhana
So, mulailah sekarang juga!

0 Comments